CERITA SEX DIHARI PERNIKAHANKU

CERITA SEX DIHARI PERNIKAHANKU

Kirana Mematut Diri di Depan Kaca. Ini adalah hari yg paling di nantikannya, hari perkawinannya. Ada to much reason mengapa akhirnya dia bersedia menikah dgn Franky. Dan sex mungkin menjadi salah satunya, walaupun Franky cuma mempunyai sebuah kemaluan yg kecil saja. Namun sex dgn laki laki lain menjadi jauh lebih menyenangkan walaupun sejak Franky telah menyematkan sebuah cincin permata di jarinya. Dia merasa bersalah dan membutuhkannya dalem waktu yg bersamaan, setiap kali dia merasakan cincin tersebut di jarinya saat laki laki lain sedang meyebadani kemaluannya yg dijanjikannya cuma untuk Franky.

Dia ingat saat malam dimana Franky melamarnya. Dia tersenyum, mengangguk dan berkata “ya”, menciumnya dan menikmati bagaimana nyamannya rasa memakai cincin permata yg sangat mahal tersebut. Dan setelah makan malam bersama Franky itu, dia langsung menghubungi Zaslan, begitu mobil Franky hilang dari pandangan, mengundangnya datang ke rumah kontrakannya.

Kirana menunggu Zaslan dgn tanpa mengenakan selembar kainpun untuk menutupi badannya yg berbaring menunggu di atas tempat tidurnya, cincin permata yg baru saja diberikan oleh Franky adalah satu-satunya benda yg melekat di badan bugilnya. Ada desiran aneh terasa saat matanya menangkap kilauan cincin permata itu waktu tangannya menggenggam kemaluan gemuk Zaslan. Badannya tergetar oleh gairah liar saat tangannya mencaqup kedua payudaranya dgn air mani Zaslan yg melumuri cincin itu.

Dan oergasme yg diraihnya malam itu, yg tentu saja bersama laki laki lain selain tunangannya, sangat hebat – tangan yg tak dilingkari cincin menggosok klitorisnya dgn cepat sedangkan dia menjilati air mani Zaslan yg berada di cincin permatanya. Dia menjadi ketagihan dgn hal ini dan berencana akan melaqukannya lagi nanti pada waktu upacara perkawinannya nanti.

Saat ini, dia memandangi pantulan dirinya di dalem kaca mengenakan gaun pengantinnya. Dia terlihat menawan, dan dia sadar akan hal itu. Kirana tersenyum. Dia membaygkan nanti pada upacara perkawinannya, teman-teman Franky akan banyak yg hadir dan akan banyak laki laki lain yg akan dipilihnya salah satunya untuk memenuhu fantasi liarnya. Kemaluannya berdenyut, dan dia membaygkan apa yg akan dilaqukannya untuk membuat hari ini lebih lengkap dan sempurna, sewaktu lonceng berbunyi nanti di pernikahannya.

Saat dia membuka pintu, Bapak Franky, Damar, sedang berdiri di sana, bersiap untuk menjemputnya dan mengantarnya ke gereja. Kirana menarik nafas dalem-dalem. Dia tahu laki laki di hadapannya ini sangat merangsangnya – beberapa bulan belakangan ini dia telah berusaha untuk menggodanya, dan dia pernah mendengar laki laki ini melaqukan masturbasi di kamar mandi saat dia datang berkunjung ke rumah Franky, menyebut namanya. Kirana belum pasti apakah mudah nantinya untuk menggoda Damar agar akhirnya mau bersebadan dgnnya, tapi sekarang dia akan mencari tahu tentang hal tersebut. Dia tersenyum lebar saat menangkap mata Damar yg manatap badannya yg dibalut gaun pengantin ketat untuk beberapa waktu.

“Bapak” tegurnya, dan memberinya sebuah ciuman kecil di pipinya. Parfumnya yg menggoda menyelimuti penciuman Damar.

“Bapak datang terlalu cepat, aqu belum siap. Tapi Bapak dapat membantuku.” Digenggamnya tangan Damar dan menariknya masuk ke dalem rumah kontrakannya, tempat yg akan segera ditinggalkannya nanti setelah menikah dgn Franky dgn cerita sex dewasa.

Damar mengikutinya dgn dada yg berbar kencang. Ini adalah saat yg diimpikannya. Dia heran bagaimana anaknya yg pemalu dan bisa dikatakan kurang pergaulan itu dapat menikahi seorang perempuan cantik dan menggoda seperti ini, tapi dia senang karena nantinya dia akan mempunyai lebih banyak waktu lagi untuk berdekatan dgn perempuan ini. “Apa yg bisa ku bantu?”

Kirana berhenti di ruang tengahnya yg nyaman lalu duduk di sebuah meja.

“Aqu belum memasang kaitan stockingku… dan sekarang, dgn kain ini… aqu kesulitan untuk memasangnya.”

Suaranya terdengar manis, tapi matanya berkilat liar menggoda. Diangkatnya tepian gaun pengantinnya, kakinya yg dibungkus dgn stocking putih dan sepatu bertumit tinggi langsung terpampang.

“Bisakah Bapak membantuku memasangnya?”

Damar ragu-ragu untuk beberapa waktu. Jantungnya berdetak semakin cepat. Apakah ini sebuah “undangan” untuk sesuatu yg lain lagi, ataukah cuma sebuah permintaan tolong yg biasa saja? Dia mengangguk.

“Oh, tentu…” dia berlutut di hadapan calon istri anaknya dan bergerak meraih kaitan stockingnya. Jemarinya sedikit gemetar saat Kirana dgn pelan mengangkat kakinya . Damar berusaha untuk memasangkan kaitan stocking itu.

Kirana menggigit bibir bawahnya menggoda, dan lebih menaikkan gaunnya, menampakkan paha panjangnya yg dibalut stocking putih. Dia dapat merasakan sebuah perasaan yg tak asing mulai bergejolak dalem dadanya., sebuah tekanan nikmat yg membuat napas semakin sesak, membuat napas semakin memburu, dan membuatnya semakin melebarkan kakinya.

Dia dapat merasakan cairannya mulai membasahi. Kaitan itu akhirnya terpasang di sekitar lututnya. Damar menghentikan gerakannya, tak yakin apakah dia telah memasangkan dgn benar.

“Bapak, seharusnya lebih ke atas lagi…” tangan calon Bapak mertuanya yg berada sedikit dibawah kemaluannya membuatnya menjadi berdenyut dgn liar.

Keragu-raguan itu cuma bertahan untuk beberapa saat saja. Tangan Damar menarik kaitan itu semakin ke atas saat calon istri anaknya meneruskan mengangkat gaun pengantinnya semakin naik. Dia menelan ludah membasahi tenggorokannya yg terasa kering saat akhirnya kaitan itu terpasang pada tempatnya di bagian paling atas stockingnya.

Dia yakin dapat mencium aroma dari kemaluan Kirana sekarang, yg membuat jantungnya seakan ingin melompat keluar dari dadanya. Tangannya berhenti, kaitan stocking itu melingari bagian atas paha Kirana… dan dia merasakan bagian gaun pengantin itu terjatuh saat Kirana melepaskan sebelah pegangannya untuk meraih bagian belakang kepZaslanya dan mengarahkan wajah Bapak calon suaminya mendekat ke kemaluannya, dan Damar menemukan tak ada celana dalem yg terpasang di sana.

Kirana melenguh dan memejamkan matanya saat harapannya terkabul. Damar tak memprotes atau menolaknya, lidahnya menjilat tepat pada bibir kemaluannya, dan Kirana semakin basah dgn cairan gairahnya.

Dgn sebelah tangan yg masih menahan gaun pengantinnya ke atas, dan yg satunya lagi menekan wajah calon mertuanya ke kemaluannya yg terbakar, dia mulai menggoygkannya perlahan. Ini serasa di surga, dan menyadari apa yg diperbuatnya tepat di hari perkawinannya membuat badannya semakin menggelinjang.

Dia mengerang saat lidah Damar memasuki lubangnya, dan lidah itu mulai bergerak, menghisap bibir kemaluannya, menjilati klitorisnya, wajah Damar belepotan dgn cairan keperempuanan calon istri anaknya di ruang tengah rumah kontrakannya.

Semakin Kirana menggelinjang, semakin keras pula Damar menghisapnya.

“Oh ya Bapak… jilat kemaluanku… buat aqu klimaks sebelum aqu mengucapkan janjiku pada putramu… kumohon…” perasaan salah akan apa yg mereka perbuat membuat Kirana dgn cepat meraih klimaksnya, dan hampir saja dia rubuh menimpa Damar. Ini bukan seperti klimaks yg biasa diraihnya, ini seperti rangkaian ombak yg menggulung badannya, merenggut setiap sel kenikmatan dari dalem badannya.

Cairan Kirana terasa nikmat pada lidah Damar, dia menjilat dan menghisap kemaluannya seperti seorang laki laki yg kehausan. Kemaluannya terasa sakit dalem celananya, cairan pre cum nya membasahi bagian depan tuxedonya.

Kirana kembali menggelinjang, lalu dgn pelan bergerak mundur, membiarkan gaun pengantinnya menutupi Bapak Franky. Lalu dia membuka resleting di bagian belakang gaunnya dan membiarkannya jatuh menuruni badannya.

Dia melangkah keluar dari tumpukan gaun pengantinnya yg tergeletak di atas lantai, cuma mengenakan sepatu bertumit tingginya, bra, dan tentu saja stocking beserta kaitannya yg baru saja dipasangkan Damar pada pahanya. Kirana tersenyum padanya, kemaluannya berkilat dgn cairannya.

“Aqu akan ke kamar mandi untuk membetulkan make-up, kalau Bapak memerlukan sesuatu…” dia berkata dgn mengedipkan matanya. Damar menatapnya melenggang dan menghilang di balik pintu, begitu feminim dan menggoda. Cuma beberapa detik kemudian dia menyusulnya.

Saat dia memasuki kamar mandi dan berdiri di depan sebuah kaca di atas washtafel, dan telah mengenakan sebuah celana dalem berwana putih. Damar tahu kalau ini adalah salah satu godaannya yg manis, dan dia telah siap untuk bermain bersamanya.

Kirana melihatnya masuk, dan dgn sebuah gerakan yg cantik membuka lebar pahanya. Damar melangkah ke belakangnya, mata mereka saling terkunci dalem masing-masing baygannya dalem kaca. Tangan Damar bergerak ke bagian depan badannya, menggenggam payudaranya yg masih ditutupi bra. Kirana tersenyum.

“Tapi Bapak, bukankah ini tak layak dilaqukan oleh seorang Bapak calon pengantin pria?”

Damar memandangi bagaimana bibir Kirana yg membuka saat bicara, mendengarkan hembusan hangat napas, seiring dgn tangannya yg meremasi payudaranya dalem balutan bra. “Tak se layak apa yg akan kulaqukan padamu.”

Kirana menggigit bibirnya dan mendorong pantatnya menekan kemaluannya yg mengeras.

“Aqu nggak sabar,” bisiknya.

Sejenak kemudian Kirana merasakan tangan calon Bapak mertuanya berada di belakangnya saat dia melepaskan sabuk dan membiarkan celananya jatuh turun. Dgn mudah tangan Damar menarik celana dalemnya ke samping. Kirana menarik nafas dalem-dalem saat dia merasakan daging kepala kemaluannya menekan bibir kemaluannya yg masih basah.. Dia mengerang dan memegangi tepian washtafel saat dgn perlahan Damar mulai mendorongkan gagang kemaluan itu memasukinya. Kirana merasakan bibir kemaluannya menjadi terdorong ke dalem, merasakan dinding bagian dalemnya melebar untuk menerimanya.

“Apa ini terasa lebih baik dari kemaluan putaqu?” Damar tersenyum puas. Dia tahu se berapa ukuran kemaluan putranya, dan dia yakin kalau putranya mewarisinya dari garis ibunya. Kemaluan calon istri putranya terasa sangat menakjubkan pada gagang kemaluannya, dgn cepat dia sadar kalau dia layak untuk menyebadani calon menantunya lebih sering dibandingkan putranya. Dan dia mendapatkan firasat kalau dia bisa melaqukannya kapanpun mereka memiliki kesempatan.

“Oh brengsek!!! Ya Bapak… ayo… beri aqu yg terbaik untuk merayakan perkawinanku dgn putra kecilmu.” dia lebih membungkuk ke bawah, dan merasakan tangan Damar pada pinggulnya. Dia mencengkeramnya dgn erat dan mulai memompanya keluar masuk.

Mereka sadar akan terlambat menghadiri upacara perkawinan, tapi Damar memastikan kemaluan sang mempelai perempuan benar-benar berdenyut menghisap sehabis persebadanan keras yg lama. Kirana mengerang dan menjerit dan bergoyg pada gagang kemaluan itu, mengimbangi gerakannya. Mereka saling memandangi baygan mereka berdua di dalem kaca saat menyalurkan nafsu terlarang mereka.

Kirana merasa teramat sangat nakal, disebadani dgn layak dan keras oleh Bapak calon suaminya tepat sebelum upacara perkawinannya. Damar merasakan kemaluannya mengencang pada gagang kemaluannya, dan kali ini, dia merasa seluruh badan Kirana mengejang sepanjang klimaksnya.

Perempuan ini adalah pemandangan terindah yg pernah disaksikannya, punggungnya melengkung ke belakang ke arahnya seperti sebuah busur panah yg direntangkan, matanya melotot indah, mulutnya ternganga dalem lenguhan bisu. Damar bahkan dapat merasakan pancaran dari klimaksnya menjalari gagang kemaluannya saat dia tetap menyebadaninya.

Dia telah membuatnya mendapatkan klimaks seperti ini selama tiga kali, hingga dia nyaris rubuh di atas washtafel, menerima hentakannya, kemaluannya hampir terasa kelelahan untuk klimaks lagi. Tapi Damar tahu bagaimana membawanya ke sana.

“Kamu mengharapkan air maniku, iya kan, Kirana? Kamu ingin agar aqu mengisimu dan membuat kemaluanmu terlumuri air maniku yg telah mengering saat berjalan di altar perkawinanmu, benar kan perempuan jalangku?”

“Oh ya… yaaa!” sang pengantin perempuan mulai kesulitan bernafas, dan Damar dapat merasakannya menyempit. Damar melesakkan gagang kemaluannya sedalem yg dia mampu, dgn setiap dorongan yg keras, dan segera saja dia merasakan sensasi terbakar itu A?a,?aEs dan dia tahu dia tak mampu menahannya lebih lama lagi. Tepat saat kemaluannya melesak jauh ke dalem kemaluan calon istri putranya, menyemburkan cairan air mani yg banyak ke dalem kandungannya, dia merasakan badan Kirana menegang dan klimaks untuk sekali lagi.

Dicabutnya gagang kemaluannya keluar, menyaksikan lelehan air mani yg mengalir turun di pahanya menuju ke kaitan stocking perkawinannya. Damar tersenyum.

“Aqu akan menunggu di mobil, Kirana…”

Perlahan Kirana bangkit, masih menggelenyar karena sensasi itu, wajahnya memerah, lututnya lemah, kemaluannya berdenyut dan bocor.

“Mmm, baiklah Bapak.”

Dia memutuskan untuk melaqukan “tradisinya” dan dan mengorek air mani Bapak Franky dari pahanya dgn jari tangan kirinya yg dilingkari oleh cincin permata pemberian Franky.

Saat Damar melihat mempelai perempuan putranya masuk ke dalem mobil, telah rapi dan bersih, terlihat segar serta berbinar wajahnya dan siap untuk upacara perkawinan, sedangkan baygannya yg terpantul dari kaca mobil adalah saat Kirana memandang tepat di matanya dan menjilat air maninya dari cincin permata pemberian putranya…,,,,,,,,,,,,,,,,,