Pengalaman nyataku yang akan kuceritakan di bawah ini kurang lebih setahun yang lalu dan sampai saat ini masih berlangsung meskipun tersendat-sendat.Waktu aq masih duduk dibangku sma dan bangku kuliah aq suka sekali sama yang namanya jalan-jalan atau traveling, hampir setiap ada liburan sekolah aq menghabiskan waktu liburanku bersama-sama teman have fun, seperti mendaki gunung, atau dengan modal pas-passan kami berkeliling dari satu daerah ke daerah lain di pulau jawa dan sumatra, pokoknya ada saja guna refreshing dari segala macam keruwetan di Jakarta.
Sejak aq menikah dan memiliki seorang anak aq lebih banyak di rumah karena pada awalnya aq berfikir bahwa keluarga yang utama, kesenangan diri bisa nomor 50 maksudnya bisa urusan belakang. Namun kenyataanya aq malah terpuruk dengan keadaan yang akhirnya aq membuat keputusan bahwa aq harus medapat kesempatan pribadi untuk bersenang-senang dengan caraku sendiri dan akhirnya….
Aq berkenalan dengan seorang perempuan seperti biasanya melalui chat di sosmed dan terjadilah saling kirim dan balas, saling sms dan telepon yang akhirnya kami buat janji untuk ketemuan di suatu tempat yang ternyata di rumah kostnya.
Cerita Mesum – Ada hal yang sempat membuatku ragu waktu aq menelponnya, mengatakan bahwa usiaku hampir setengah abad dan apa dia tetap mau bertemu dan menjalin persahabatan denganku dan jawabanya,
“Nggak masalah buatku, kan kata orang life begin at forty dan aq lebih suka berteman dengan orang yang lebih tua dariku, nanti aja deh ceritanya kalau kita udah ketemu”
Pada hari yang sudah ditentukan aq sepulang dari dinas luar kota langsung menuju ke rumah kostnya setelah aq menghubunginya lewat telepon, kupikir ini adalah awal perkenalanku dengan seorang perempuan sejak aq menikah dan cara berkenalan yang aneh dan tidak biasa menurutku.
Aq bawakan dia oleh-oleh kue dari Sakura Anpan dan setangkai White Rose Dan pada saat dia menemuiku aq sperti mimpi karena dia bertubuh sedang, dengan tinggi badan kira-kira 155cm dengan perawakan semok yang membuatku menelan ludah, pantanya padat bulat, pinggulnya ramping dengan perut rata dan payudaranya.. wow montokk! untuk seorang perempuan dengan tinggi badan 155 cm dan merupakan kegemaranku, perempuan dengan payudara besar.
“Well, inilah sy Hendrawan, seperti yang kamu lihat, berkacamata minus, rambut sudah mulai beruban, usiaku 51 thn dan ini oleh-oleh untuk anda” sahutku sambil menyerahkan oleh-oleh kepadanya.
“Aduhhh, makasih banget, anda baik sekali membawakanku kue dan.. hmm, ini bunga kesukaanku, dan inilah sy Irawati, kamu boleh pangil sy Ira, usiaku.. perlu nggak sih kamu tau?” senyumnya sungguh manis dan matanya yang agak sipit tapi lucu. Aq hanya tersenyum sambhil menganggukan kepalaku. Tahun ini genap 26 thn” jawabnya lagi dengan tatapan matanya yang tajam menatapku,
“Sekarang sudah tau kan…? gimana? dan dengan kaca mata itu anda malah keliatan masih muda 10 thn dari usia anda sekarang” sahutnya.
Cerita Selingkuh – Aq terperangah sejenak, separuh usiaku, tapi keliatan muda katanya? bearti aq belum terlalu tua yah.
Kami ngobrol sejenak, saling memperkenalkan diri lebih lanjut, kuperlihatkan foto keluargaku dan dia memberi komentar tentang foto anak perempuanku.
“Cantik sekali yah putrimu” katanya, kemudian dia mengajakku keluar jalan-jalan.
Kami berdua pergi ke sebuah mall yang ada di daerah jakarta utara. Selama kami jalan-jalan, Ira tak henti-hentinya menceritakan tentang dirinya dan banyak bertanya tentang diriku.
Sikap Ira begitu ceria, bebas dari beban seakan-akan sudah mengenalku bertahun-tahun. Di sebuah restourant seafood kami mampir dan makan sambil ngobrol-ngobrol dengan suasana yang lebih enjoy.
“Ra, kamu sadar nggak sih, bahwa di depanmu ini seorang pria yang sudah berumur setengah abad” tanyaku masih bingung dengan sikap Ira yang ceria dan enjoy.
“Terus kalau kamu 50 thn, kenapa, apa aq nggak boleh senang dengan laki-laki yang usianya hampir sepruh usiaku, gitu yah? kalau aq sendiri senang, kamu nggak suka?” jawabnya sambil tersnyum manis. “Aq mau jujur sama kamu, aq pernah berhubungan (pacaran) dengan seorang laki-laki lebih tua 10 thn dariku sewaktu aq masih duduk di bangku SMA di Kota S, kami putus berpisah padahal selama pacaran aq dan dia sudah seperti suami-stri dan…” aq mengangkat tanganku menghentikan dia untuk melanjutkan ceritanya yang aq sudah dapat menebak kemana arahnya.
“Ok.. ok Ra, stop.. stop.. jangan dilanjutkan lagi, aq nggak mau dengar lanjutannya karena ini hari adalah pertemuan kita yang pertama dan aq ingin pada saat ini kita ada dalam keadaan senang dong yaah..” sahutku sambil memegang kedua tanganya yang halus itu.
Sejenak matanya terlihat berkaca-kaca sepertinya menahan haru.
“Aq tak menyangka bahwa hari ini aq bisa berkenalan dengan seorang pria yang mau mengerti dengan keadaanku yang sebenarnya dan aq suka kamu mas…” jawabnya lagi sendu.
Hari pertama perkenalan di lewati dengan jalan-jalan dan Ira tanpa malu-malu merangkul pinggulku sambil kadang-kadang menyederkan kepalanya ke dadaku.
Hubunganku dengan Ira berlangsung kira-kira 2 buln, baik lewat telepon maupun chat, jalan-jalan dan nonton film yang akhirnya bibir mungilnya kucium di dalam gedung bioskop pada saat film di putar.
Dia pun membalas dengan ciuman-ciuman yang panas disertai desahan-desahan yang merangsang sambil mengarahkan tanganku ke buah dadanya yang montok dan masih terbungkus BH. Kuremas dengan lembut buah dadanya disertai gigitan-gigitan lembut dibibir mungilnya. Dia mendesah mesra, tanganya menjalar ke arah pangkal pahaku sambil mengelus-ngelusnya, aq menggelinjang karena takut keliatan penonton yang lain. Demikian dengan hari-hari berikutnya kami lewati dengan mencuri-curi kesempatan berciuman sambil saling memegang-megang di luar pakaian masing-masing.
Suatu hari aq pulang dari dinas luar kota, aq tak tahan untuk bercumbu dengannya, lalu aq langsung menuju hotel di daerah jakarta selatan, pesan kamar dan sambil santai di ranjang kutelpon Ira di kantornya.
“Hallo honey.. apa kabar?” sahutku ingin membuatnya surprise.
“Haloo.. Hai sayang, kamudimana.. aq kangen banget sama kamuu!” jawabnya manja
“Aq juga kangen banget sama akmu.. kamu pulang jam berapa, aq tunggu di hotel xxx, mau kan kamu menemaniku sebelum aq pulang kerumah?” tanyaku dengan hati-hati taku dia menolak.
“Mau dong.. aq kangen kamuuu, aq pulang sekitar jam 6 sore terus aq langsung ke sana yaa… tunggu aq yah…” sahutnya lagi.
Aq mandi dan hanya belilitkan handuk aq rebahan di ranjang sambil menonton tv, karena saking lelahnya aq jatuh tertidur tanpa sadar dengan tubuh masih terbungkus handuk.
Aq mulai sadar tatkala bibirku, hidungku terasa ada sentuhan yang menggelitik dengan halus serta sentuhan lembut di pangkal pahaku yang masih terlilit handuk. Aq membuka mataku perlahan, terlihat wajah manis dihadapanku.
Ira ku yang manis tengah mengecup bibirku sambil mempermainkan lidahnya serta menggigit pelan hidungku dengan mesranya. Aq bergerak dan dia menghentikan gigitannya sambil menatapku mesra.
“Hai sayang, kasihaannn… capek banget yaa… sampai ketiduran nungguin aq yaa.. ” katanya lagi sambil meremas lembut kemaluanku yang sejak tadi sudah tegang mengeras di balik handuk dan ternyata handukku disingkapnya dan tanganya yang halus itu meremas dan mengelus lembut kemaluanku yang sudah tegang mengeras.
“Oghhhh sayangg, kamu kok nakal nggak bilang-bilang sudah masuk dan foreplay tanpa ijinku, hmmm?” tanyaku sembari memeluk pinggangnya yang ramping dan tanganku yang lain bergerak ke arah buah dadanya yang montok di balik bajunya.
Ira mencoba menghindari tanganku yang ke arah payudaranya, tetapi tanganku yang lain memelukk pinggangnya sehingga tak berhasil melepaskan irinya dari pelukanku.
“Honey… aq mandi dulu yah… bau nih, bau keringat dan bau pabrik kaos kaki” katanya sambil mencium keningku dan mencoba menghindari bertambah eratnya pelukanku.
“Nggak usah mandi, aq suka banget bau keringatmu,, sedap-sedap gimana gitu….”jawabku menggoda sambil coba meremas buah dadanya yang montok it.
“Janji deh… habis mandi, kamu bebas mau ngapain aja aq…” jawabnya lahi, kali ini kulepaskan pelukanku dan membiarkan dia pergi mandi.
Tak lama kemudian Ira keluar dari kamar mandi hanya terbungkus lilitan handuk menutupi tubuhnya yang semok dan menggemaskan itu.
Aq masih berbaring dengan santai di ranjang, sementara Ira mendekatiku sambil tetap menatapku dengan matanya yang lucu tapi tajam itu.
Dia menaiki ranjang dan merebahkan tubuhnya disampingku. Kami saling menatap dan tanganku mengusap kedua pipinya dan dia melakukan hal yang sama.
Kucium bibir mungil itu, dia membalas dengan mesra, tangan kami pun mulai saling mengelus dengan halus. Kubuka lilitan handuk dari tubuhku dan dengan setengah memaksa kubuka juga handuk yang membungkus tubuh semok itu dan akhirnya…
Kupeluk Ira dengan mesra tanpa sehelai benang pun yang menghalangi tubuh kami berdua. Kami berciuman dari kening, hidung, mata, pipi, bibir.
Tanganku mengelus buah dadanya yang montok dan kenyal itu serta puting susunya yang berwarna merah muda. Dia mendesah lembut, terdengar di telingaku menikmati sentuhan tanganku.
Kini bibirku bergeser turun ke lehernya, ke dadanya yang dibusungkan sehingga memudahkan bibirku mengecupbuah dadanya yang montok dan kenyal itu serta menjilati puting susunya yang menggairahkan. Kuhisap dengan penuh nafsu kedua puting susu itu sambil sesekali menggigit kecil dan jeritan tertahan keluar dari mulut Ira
“Aaghhh masshhh,, terusshh iseppp masshhh… aahhhhhh…”
Sementara mulutku memainkan kedua buah dadanya yang montok itu, tanganku bergerak kebawah keantara pangkal paha Ira yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan lebat itu.
Ira menjambak-jambak rambutku dengan ganasnya karena permainan lidahku di putingnya membuat dia mendesah nikmat serta merta mengangkangkan lebar pahanya sehingga tanganku serta jariku leluasa mengelus memeknya yang mulai basah itu.
Puas menciumi buah dada montok itu perlahan-lahan turun keperutnya yang rata, turun lagi sampai ke pangkal pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu lebat nan halus itu.
“Mass.. aaahhh.. teruss masshhh.. terussshhhh!” desahnya manja dan pahanya mulai menjepit perlahan kepalaku.
Kucium lembut pucuk memeknya, dia menggelinjang sambil mendesah pelan. Kemudian lidahku mulai memainkan klitnya disertai ciuman dan gigitan kecil pada labianya.
“Auwhh.. maashhh, kamu hebat.. kamu hebat.. masshhh.. ooogghhhh..” jeritnya pelan, tanganku memilin kedua putingnya dengan lembut.
“Massshhh.. aq nggak kuattt masshh,, ayo mashhh…” katanya sambil menarik tanganku dan memeluk kepalaku dan mecium bibirku dengan liarnya.
Batang kemaluanku sudah tegang mengeras sejak aq beroral sex. Dengan pelan kugesek-gesekkan ke bibir memek Ira sambil menatap wajahnya.
“Iraa sayangg,, masukkin sekarang yah.. aq juga nggak tahan…” kataku sambil menempelkan ujung kemaluanku ke lubang memek Ira.
Dia mengangguk sambil tersenyum, aq mengangkangkan lebar kedua pahanya dan batang kemaluanku kutekankan sehingga masuk perlahan-lahan ke dalam lubang memeknya yang sudah basah oleh cairan kenikmatanya.
“Oogghhh sungguh nikmatt…” terasa lubang kehangatan yang serta meremas batang kemaluanku. Kutekan terus sehingga amblas dimana biji pelerku menempel erat pada bagian bawah memeknya.
“Aaagghh masshhh.. benar-benar nikmat batang kemaluanmy ini.. ayoo masshhh…: desah nikmat terdengar.
Aq mulai menggerakkan pantatku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat dan aq mulai merasa ngilu di ujung kemaluanku smentara Ira juga tidak kalah dengan gerakkan pinggulnya yang kelihatannya menikmati batang kemaluanku keluar masuk memeknya yang terasa mulai licin akibat cairan kenikmatanya yang keluar membasahi batang kemaluanku itu.
Aq menciumi bibir mungilnya itu dengan tidak kalah ganasnya sambil memeluk tubuh semok Ira dengan buah dada yang montok itu.
“Iraa.. ogghh.. sayannggg, aq mau keluaarrrr… gilaaa sungguh nikmat…” dengausku dengan nafas yang tak beraturan.
“Aq juga masshh.. aq juga mau keluaarr… aahhh.. eemmhhh… nnggg…” heritnya tertahan.
Tiba-tiba kedua paha mulusnya menjepit kuat pinggangku dan dengan liar dia mencium bibir bawahku yang membuatku kelabakan antar menahan sakit digigit dengan nikmatnya remasan lubang memek Ira, akhirnya aq tak tahan lagi dan kutekan batang kemaluanku dalam-dalam dan…
“Creett.. creettt.. creetttt…” dengan rasa ngilu diujung lubang kemaluanku kusemburkan pejuhku di dalam memeknya sambil kami berpagut kuat.
“Maasshhh.. aq keluaarrr masss… aaahhhh.. eemmfff..” jeritnya sambil memeluk kepalaku.
Kami berdua terdiam sejenak menikmati orgasme bersama sambil saling berpagut, berpelukan. Kemudian kami saling melepaskan diri dan saling memandang dengan mesra.
“Mass, aq sayang kamu, aq cinta kamu, aq belum pernah merasa puas sepuas hari ini” bisiknya lembut
“Aq juga sayang, puas dengan remasan itumu itu” jawabku pelan.
“Itunya apa sih mas.. coba bilang yang benar, ayo mass… bilang dong” katanya menggoda.
“Ahh itu lho sayang.. yangh dibawah itu” jawabku lagi balas menggoda.
“Iihh masss, aq kan jadi maluu…” katanya sambil mencium bibirku.
“Malu sama siapa sayang? kan kita cuma berdua di kamar ini..” aq mencoba bangun tapi jepitan kedua pahanya dieratkan di pinggangku.
“Jangan di cabut dulu dong, aq masih ingin menikmati batangmu ada di dalam memekku dan aq mau lagi tapi aq mau di atas dan mas di bawah, boleh kan mass…?” katanya sambil tersenyum.
“Tentu boleh sayang, hanya saja kamu harus menunggu dengan sabar karena laki-laki kalau habis orgasme harus mengambil ancang-ancang untuk memulihkan tenaga barunya setelah kurang 1-1,5 jam untuk bisa horny lagi yah sayangg…” jawabku sambil menglus pipinya.
Akhirnya kami saling melepaskan dan bangkit menuju kamar mandi. Kami mandi besama saling menyabuni, kira-kira satu jam kami salng menyirami tubuh kami.
Gairahku bangkit lagi dan kami bersetubuh di kamar mandi dan kali ini kami melakukan di atas closed dengan posisi duduk di atas closed dan Ira berada di atasku.
Kuciumi secara bergantian buah dadanya hungga membuatnya dengan ganas menggerakkan pantatnya naik turun saat batang kemaluanku melakukan penetrasi ke dalam memeknya, persetubuhan kami berakhir dengan dia orgasme dua kali dan aq hanya sekali. Setelah kami membersihkan tubuh kami kuantar Irawati pulang.
Kami sering melakuakn persetubuhan hampir setiap kali aq pulang dari tugas luar kota dan hubungan kami masih berlanjut sampai saat ini.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,